Majelis Tabligh - Persyarikatan Muhammadiyah

Majelis Tabligh
.: Home > Artikel

Homepage

PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN DALAM AL-QURAN

.: Home > Artikel > Majelis
24 Agustus 2017 04:08 WIB
Dibaca: 2229
Penulis : Muhammad Chirzin

thequranfoundation.org

 

Maha Besar Allah Yang Maha Tinggi, penuh rahmat, dan ampunan. Dia menciptakan manusia dan menempatkannya di bumi sebagai wakil-Nya. Dia melengkapinya dengan pengetahuan, pengertian, dan pandangan rohani agar dapat memahami alam semesta, diri sendiri, dan  mengenal-Nya lewat isyarat-isyarat yang mengagumkan, dan mengagungkan-Nya dalam kebenaran.

 

Sejak dalam kandungan setiap insan sudah teken kontrak bahwa Allah swt adalah Tuhan Pemeliharanya. Itulah fitrah tauhid yang disematkan Allah swt yang oleh sementara ilmuwan disebut God spot. Allah swt berfirman dalam Al-Quran (artinya),

 

Ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka seraya berfirman, "Bukankah aku Tuhanmu?" Mereka menjawab, "Ya, kami bersaksi!" Demikianlah, supaya kamu pada hari kiamat tidak berkata, "Ketika itu kami lalai." Atau agar kamu tidak mengatakan, "Leluhur kami mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedangkan kami anak keturunan sesudah mereka. Apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan-perbuatan orang-orang yang sesat dahulu?" Demikianlah Kami jelaskan ayat-ayat itu agar mereka kembali kepada kebenaran." (QS 7:172-174).

 

Allah swt menjadikan manusia dari tanah, lalu dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, lantas dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna. Allah swt menetapkan dalam rahim apa yang Dia kehendaki sampai pada waktu yang sudah ditentukan, kemudian mengeluarkannya sebagai bayi hingga berangsur-angsur tumbuh sampai pada kedewasaan.

 

Ada manusia yang tercipta dalam bentuk yang sempurna dan ada pula yang terlahir kurang sempurna. Di antara manusia ada yang diwafatkan di usia muda, bahkan ketika masih dalam kandungan, dan ada pula yang dipanjangkan umurnya sampai pikun dan tidak mengetahui sesuatu pun. (QS 16:70, 22:5)

 

Pendidikan pertama kepada Nabi pamungkas Muhammad saw ialah membaca. Allah swt berfirman,

 

Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. Menciptakan manusia dari segumpal darah yang menggantung. Bacalah, dan Tuhanmu Maha Pemurah. Yang mengajar manusia menggunakan pena. Mengajar manusia apa yang tak ia ketahui. (QS 96:1-5).

 

Dalam wahyu perdana tersebut Allah swt mengulang dua kali perintah membaca dan mengulang kata mengajar dua kali pula tanpa menyebutkan apa yang mesti dibaca. Maknanya, agar manusia proaktif membaca apa saja yang dapat menambah wawasan, ilmu, iman, dan amal, serta meningkatkan kearifan hidupnya. Bukankah Allah swt menciptakan kita tanpa tahu apa-apa?

 

Dalam pembukaan surat yang lain Allah swt berfirman,

 

Yang Maha Pemurah. Dialah yang telah mengajarkan Al-Quran. Dialah yang menciptakan manusia dan mengajarnya kemampuan menjelaskan (apa yang ada dalam benaknya dengan berbagai cara, terutama dengan bercakap dan berbahasa dengan baik dan benar). (QS 55:1-4)

 

Allah swt berpesan kepada kita semua dalam firman-Nya,

 

Allah mengeluarkan kamu dari rahim ibumu tidak mengetahui apa-apa, dan Dia membuat untukmu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani agar kamu bersyukur. (QS 16:78).

 

Jangan kau ikuti apa yang tidak kau ketahui, karena setiap pendengaran, penglihatan, dan hati akan dimintai pertanggungjawaban. (QS 17:36).

 

Allah swt berpesan kepada Nabi Muhammad saw sebagai pendidik dan guru umat,

 

Wahai Nabi, sungguh Kami mengutus engkau sebagai saksi, pembawa kabar gembira, dan pemberi peringatan. Sebagai pengajak kepada Allah dengan izin-Nya dan sebagai pelita pemberi cahaya. Sampaikankah berita gembira kepada orang-orang mukmin bahwa mereka akan memperoleh karunia yang besar dari Allah. Janganlah kau turuti orang-orang kafir dan kaum munafik serta jangan hiraukan gangguan mereka. Tawakallah kepada Allah. Cukupkah Allah sebagai Pelindung. (QS 33:46-48).

 

Nabi saw menyeru umat agar mendengarkan ajakan yang menuntun ke jalan Allah.

 

Wahai kaumku, penuhilah seruan Allah dan berimanlah kepada-Nya. Dia akan mengampuni segala dosamu dan menyelamatkan kamu dari azab yang pedih. Siapa yang tidak mendengarkan ajakan orang yang menyeru ke jalan Allah, ia tak dapat menggagalkan rencana Allah di bumi dan tak ada pelindung selain Dia. Mereka dalam kesesatan yang nyata. (QS 46:31-32).

 

Allah swt juga berpesan kepada para penyeru-Nya,

 

Ajaklah mereka ke jalan Tuhanmu dengan bijaksana, pesan yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang terbaik. Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan siapa yang mendapat petunjuk. (QS 16:125).

 

Allah swt juga memberikan rambu-rambu dakwah kepada Rasul-Nya,

 

Engkau tidak pernah mengharap Al-Quran diturunkan kepadamu, kecuali sebagai rahmat dari Tuhanmu. Janganlah menjadi penolong orang-orang kafir. Jangan ada apa pun yang akan merintangi kau dari ayat-ayat Allah setelah diturunkan kepadamu. Ajaklah mereka kepada Tuhanmu dan janganlah masuk golongan kaum musyrik. Janganlah kamu seru tuhan selain Dia. Segala yang ada akan binasa, kecuali wajah-Nya. Segala ketentuan ada pada-Nya dan kepada-Nya kamu semua dikembalikan. (QS 28:86-88).

 

Para nabi mendidik dan membelajarkan dengan tindakan dan keteladanan. Allah swt memberikan testimoni dan rekomendasi sebagai berikut.

 

Sungguh, dalam diri Rasulullah kamu mendapatkan teladan yang baik, bagi siapa yang mengharapkan Allah, dan hari kemudian, serta banyak nengingat Allah. (QS 33:21).

 

Telah ada bagimu teladan yang baik untuk diikuti pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dia ketika mereka berkata kepada kaumnya, "Kami berlepas tangan dari apa yang kamu sembah selain Allah. Kami mengingkari kamu. Antara kami dan kamu timbul permusuhan dan kebencian untuk selamanya, -kecuali kamu beriman kepada Allah semata. Sungguh, pada mereka ada teladan yang baik bagimu, -bagi siapa yang mengharapkan dari Allah dan hari kemudian. Siapa yang berpaling, sungguh Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (QS 60: 4-6).

 

Nun. Demi pena dan demi catatan yang ditulis manusia. Dengan karunia Tuhanmu engkau bukanlah orang gila. Sungguh, bagimu pahala yang tiada putusnya. Sungguh, engkau mempunyai akhkak yang agung. (68:1-4).

 

Hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang mengajak kepada kebaikan, menyuruh orang berbuat makruf, dan melarang perbuatan mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS 3:104).

 

Para guru niscaya mendidik, bukan menghardik; mengajar, bukan menghajar; mengajak, bukan mengejek; merangkul, bukan memukul; memandu, bukan mengadu.[]

 

sumber: whatsapp


Tags: Al-Quran , PendidikandanPembelajaran
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori : Ilmu Al-Quran

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website