Majelis Tabligh - Persyarikatan Muhammadiyah

Majelis Tabligh
.: Home > Artikel

Homepage

Penyambutan Khusus di Pintu Surga “Ar-Rayyan” - Khutbah Idul Fithri

.: Home > Artikel > Majelis
13 Juli 2015 14:35 WIB
Dibaca: 3517
Penulis : dr. H. Agus Sukaca, M.Kes.

[Gambar: Suasana Shalat Ied di Lapangan Pusat Dakwah Muhammadiyah Sulawesi Selatan]

 

 

ألَسلامُ عليكم ورحمةُ الله وبركاتُهُ

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ نحمده ونَسْتَعِينُهُ و نسْتَغْفِرُهُ  وَنتُوبُ اليه , ونعوذ بِهِ من شرور أنفسنا. من يهدِ اللهُ فلا مضلَ لَهُ، و من يضلل فلا هادى له، ونشهد ان لا اله الاٌ الله و انَّ محمّدًا عبده ورسولُه، أرسله بالحقِّ بشيرًا ونذ يرًا بين يدى الساعة، من يطعِ اللهَ و رسولَهُ فقد رشدَ ومن يَعْصِمُهَا فقد غَوَى، نَسْأَلُ الله ربنا أنْ يَجْعَلَنَا مِمَّنْ يُطِيْعُهُ و يُطِيْعُ رَسُوْلَهُ، و يَتَّبعُ رضوانَهُ و يَجْتَنِبُ سَخَطَهُ فَإنَّمَا نحن بهِ و لهُ.

اللَّهُمَّ صّلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ واصْحَابِهِ

 الله أكبر, الله أكبر, لا إله إلا الله الله اكبر, الله اكبر ولله الحمد.

أمٌا بعد, فيا عبادالله أوصيكم ونفسى بتقوى الله فقد فاز المتٌقون، فاتقواالله حقٌ تقاته ولاتموتنٌ إلا و أنتم مسلمون.يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ۗوَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ

االله أكبر, الله أكبر, لا إله إلا الله ، الله اكبر, الله اكبر ولله الحمد.

 

Kaum muslimin dan muslimat rahimukullah!

 

Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. Tiada Tuhan selain Dia. Yang maha Rahman dan Rahim. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah atas junjungan kita Nabi Muhammad Sallallahu ‘alaihi wasallam dan atas keluarga beliau, sahabat-sahabat beliau, dan siapa saja yang mengikutinya hingga hari kiamat kelak.

االله أكبر, الله أكبر, لا إله إلا الله ، الله اكبر, الله اكبر ولله الحمد.

 

Betapa besar karunia Allah yang dianugerahkan kepada kita.  Hari ini merupakan hari ‘Iedul Fithri, kita semuanya merayakan dengan penuh suka cita sebagai salah satu wujud kesyukuran kita kepadaAllah Subhanahuwata’ala. Kita bersyukur karena telah diberikan kesempatan melewati bulan Ramadhan tahun 1436 H ini dengan melaksanakan ibadah puasa dan ibadah-ibadah lainnya hingga usai. Mudah-mudahan ibadah kita diterima oleh Allah Swt, mendapatkan derajat muttaqin, dan kembali menjadi fithri. Keadaan fithri adalah keadaan di mana kita berada dalam sifat-sifat asli bawaan yang cenderung kepada kebenaran, kebaikan, dan ketaatan kepada Allah. Keadaan tersebut Insya Allah menjadi milik kita sepanjang ibadah kita dilaksanakan dengan ikhlas karena panggilan iman yang mantap dan pengharapan akan datangnya ampunan, pahala, dan ridha Allah.

 

وَمَاأُمِرُواإِلَّالِيَعْبُدُوااللَّهَمُخْلِصِينَلَهُالدِّينَحُنَفَاءَ…………..

 

“Dan tidaklah mereka diperintah kecuali untuk beribadah kepada Allah dengan ikhlas karena agama-Nya yang lurus” (QS Al-Bayyinah ayat 5)

 

الله أكبر, الله اكبر ولله الحمد.

 

Bagi para pengamal puasa, Allah telah mempersiapkan kegembiraan saat berbuka dan saat berjumpa dengan-Nya. Kegembiraan saat berbuka kita telah merasakannya. Betapa nimatnya minum saat haus, dan makan saat lapar.

 

Allah juga memberikan kegembiraan tambahan berupa pembersihan tubuh kita  dari sampah-sampah dan racun yang dilakukan oleh organel dalam sel tubuh kita yang disebut lisosom yang menjadi aktif bekerja saat lapar akibat berpuasa. Bersihnya tubuh dari sampah dan racun menyebabkan sel-sel berusia lebih panjang, daya tahan tubuh menjadi kuat sehingga tidak mudah jatuh sakit.

 

Di akhirat, Allah akan memberikan kegembiraan yang lebih baik saat berjumpa dengan-Nya. Bahkan ketika memasuki surga, telah disiapkan pintu kehormatan khusus bagi para pengamal puasa. Namanya pintu ar-Rayyan, sebagaimana disebutkan dalam hadits:

 

عَنْ سَهْلٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ فِي الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ يُقَالُ أَيْنَ الصَّائِمُونَ فَيَقُومُونَ لَا يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ

 

Dari Sahal radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dalam surga ada satu pintu yang disebut dengan Ar-Rayyan, yang pada hari qiyamat tidak akan ada orang yang masuk ke surga melewati pintu itu kecuali para shaimun (orang-orang yang berpuasa). Tidak akan ada seorangpun yang masuk melewati pintu tersebut selain mereka. Lalu dikatakan kepada mereka; Mana para shaimun, maka para shaimun berdiri menghadap. Tidak akan ada seorangpun yang masuk melewati pintu tersebut selain mereka. Apabila mereka telah masuk semuanya, maka pintu itu ditutup dan tidak akan ada seorangpun yang masuk melewati pintu tersebut (Shahih Bukhari - 1762")

 

Ar-Rayyanadalah pintu kehormatan. Kita semua pasti senang dengan kehormatan. Dalam kehidupan sehari-hari, umumnya kita senang berada di tempat kehormatan. Apakah itu panggung kehormatan, kursi kehormatan, sambutan kehormatan, dan lain-lain. Bahkan untuk memperolehnya kita sanggup membayar mahal.

 

Kenapa kita lebih suka berada di ruang VIP apabila memiliki akses berada di sana? Naik kereta atau bus memilih yang kelas eksekutif, naik pesawat di kelas bisnis, menginap di hotel berbintang, duduk di kursi kehormatan, dan apabila harus dirawat di rumah sakit memilih kelas VIP. Semuanya itu kita lakukan karena kita lebih dihormati di tempat-tempat tersebut. Kita diperlakukan sebagai orang penting dan diberikan fasilitas premium.

 

الله أكبر, الله اكبر ولله الحمد.

 

Alhamdulillah, Allah memberikan kehormatan yang tinggi kepada para shaimin dan shaimat dalam kehidupan akhirat kelak. Dilakukan penyambutan khusus di pintu surga “Ar-Rayyan”, dan diberikan kebahagiaan tiada tara saat berjumpa dengan-Nya. Kehormatan tersebut seharusnya memotivasi kita menjadi pengamal puasa yang baik.

 

Ibadah puasa adalah riyadhah atau latihan pengendalian diri hingga mampu memimpin segala jenis nafsu untuk tunduk dan patuh kepada Allah SWT. Dalam berpuasa kita mengendalikan nafsu makan, minum, dan seksual mulai terbit fajar hingga maghrib. Kita tidak makan dan minum  meskipun punya makanan dan minuman yang halal. Kita juga tidak melakukan persebadanan dengan suami/isteri meskipun halal. Apabila terhadap yang halal kita mampu mengendalikan diri, Insya Allah terhadap yang haram kita lebih kuat meninggalkannya.

 

Puasa kita sukses apabila kita dapat memimpin nafsu kita tetap dalam ketaatan kepada Allah. Kita hanya makan dan minum yang halal, dan beruhubungan badan hanya dengan pasangan yang terikat dalam tali pernikahan. Hasrat nafsu tersalur hanya dengan jalan yang diridhai Allah. Dengan demikian, nafsu tidak naik pangkat menjadi ilah sebagaimana banyak terjadi pada ummat manusia. Firman Allah dalam surah al-Jatsiyah ayat 23:

 

أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ

 

“Apakah kamu melihat orang-orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai ilahnya?”

 

Melakukan sesuatu yang didorong oleh nafsu sehingga mengabaikan ketaatan kepada Allah, berarti mengangkat derajat nafsu menjadi ilah. Ketaatannya kepada nafsu telah mengabaikan ketaatannya kepada Allah.

 

Oleh karena itu, di dalam berpuasa, di samping mengendalikan nafsu makan, minum, dan seksual harus juga diikuti dengan pengedalian terhadap nafsu ammarah, dan nafsu menyakiti orang lain dengan perkataan dan perbuatan kotor dan bodoh.

 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ وَالْجَهْلَ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

 

Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan kotor, melakukan hal itu dan masa bodoh, maka Allah tidak butuh (amalannya) meskipun dia meninggalkan makanan dan minumannya (puasa)." (Shahih Bukhari – 5597)

 

Puasa adalah totalitas pengendalian diri. Mudah-mudahan kita berhasil melakukannya.

 

الله أكبر, الله اكبر ولله الحمد.

 

Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia.

 

Untuk menjaga agar kita tetap menjadi golongan shaimin dan shaimat yang layak masuk surga melalui pintu ar-Rayyan, marilah kita jaga puasa kita dengan menjaga suasana hari-hari berpuasa. Di bulan Syawwal ini kita laksanakan puasa syawwal 6 hari. Bulan-bulan selanjutnya kita rutinkan puasa sunnah 3 hari dalam sebulan, atau Senin – Kamis, atau seperti puasanya Nabi Daud. Dan ketika sedang tidak berpuasa, kita jaga nafsu kita tetap berada dalam ketaatan kepada Allah SWT.

 

Marilah kita lanjutkan pula amalan-amalan utama di bulan Ramadhan seperti shalat berjama’ah di masjid, shalat tahajud, shalat dhuha, tadarrus al-Qur’an, mengikuti taklim/ pengajian, banyak bersedekah, hingga menjadi kebiasaan kita dan menjadi bagian dari identitas diri kita. Insya Allah status shaimin atau shaimat akan tetap melekat pada diri kita.

 

Akhirnya, marilah kita bermunajat kepada Allah, memohon ampunan, hidayah, dan pertolongan-Nya sehingga kita pantas menghuni surga-Nya kelak.

 

 

أللّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحمَّد وعَلىَ آلِ محمَّد كماصلَّيْتَ عَلىَ إبْرَاهِيْم وآلِ إبْرَاهِيْم وبَارِكْ عَلىَ مُحمَّد و عَلىَ آلِ مُحَمَّد كَمَا بَارَكْتَ عَلىَ إبْرَاهِيْم وعَلىَ آل إبراهيم إنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيْد.

اللّهُمَّ اغفِرْلِلمُسْلمينَ و المسلمات والمؤمنين والمؤمنات، الأحياءِ مِنْهُمْ والأمْوَاتِ، يا قاضِىَ الحَاجَاتِ، إنَّك عَلىَ كٌلِّ شَيءٍ قَدِير.

أللّهمَّ ألِّفْ بين قلوبِ المُسْلِميْنَ والمُسْلِمَاتِ والمُؤمِنِيْنَ والمُؤمِنَاتِ، أللّهٌمَّ أصْلِحْ ذَاتَ بَيْنَهٌمْ، أللّهُمَّ إنَّا نَسْاَلٌكَ الثَّبَاتَ فِى الأمْرِ والعَزيْمَةَ عَلىَ الرُّشْدِ بِرَحْمَتِكَ يآ اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْن

رَبَّنَاآتِنَافِى الدُّنْيَاحَسَنَةً وفِىالآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَاعَذََابَ النَّار

و صَلَّى اللهُ عَلىَمُحَمَّدٍ وعَلىَ آلِهِ واصْحَابِهِ، سُبْحَانَ رَبِِّكَ رَبِّ العِزَّةِ عَمَّايَصِفُوْن، وَسَلامٌ عَلىَالمُرْسَلِيْن والحَمْدُللهِ رَبِّ العَالَمِيْن

والسلام عليكم و رحمة الله و بركاته

 

 

Samarinda, Syawal 1436 H


[1] Ketua Majlis Tabligh PP Muhammadiyah


Tags: majelistabligh
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori : khutbah idul fithri

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website