Majelis Tabligh - Persyarikatan Muhammadiyah

Majelis Tabligh
.: Home > Artikel

Homepage

Khutbah Idul Fitri Drs H Kamiran Qomar: PERINGATAN RASULULLAH SAW TENTANG AKAN DATANGNYA LIMA MACAM BENCANA

.: Home > Artikel > Majelis
04 Juli 2016 03:19 WIB
Dibaca: 2734
Penulis : Drs. H. Kamiran Qomar

 

 

إنّ الحمد لله , نحمده و نستعيـنه ونستغـفره ونعـوذُ باالله من شرو ر أنفسنـا و من سيّـئـا ت ا عمالنـا من يهده لله فلا مضلَّ  له و من يضلل فلا هادي له. واشهد ان لا إله إلاّ الله وحده لا شريـك له وا شهد أنّ محمّدا عبده ورسو له.

ياأَيّها الّذيـن ءامنوا اتّـقوا الله حقّ تقـاته ولا تموتنّ إِلاّ وأَنـتم مسلمـون. ياأَيّها النّاس اتّـقوا ربّكم الّذي خلَقـكم من نفس واحدة وخلق منها زوجها وبثّ منهما رجالا كثيـرا ونساء واتّـقوا الله الّذي تساءلون به والأ رحام إِنّ الله كان علَيـكم رقيـبا. ياأَيّها الّذيـن ءامنوا اتّـقوا الله وقولوا قولا سديـدا. يصلح لكم أَعمالكم ويغفر لـكم ذنوبكم ومن يطع الله ورسوله فـقد فاز فوزا عظيما.

أمّا بعد، فإنّ أصدق الحديـث كتـابا الله ، وخير الهدي هـدي محمّـد صلّى الله عليه و سلـّم و شّر الأمو ر محد ثـاتها وكلّ محد ثـة بدعة  و كلّ بدْعـة ضلا لـة  و كلّ ضلا لة في النّـار.اللَّهمَّ صلّ على محمّد وعلى آ له وصحبِه و من تبعهم بـإحـسان إلى يو م الدّ يــن.

 

الله اكبر... الله اكبر... ولله لحمد

 

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

 

Sesungguhnya segala puji hanyalah bagi Allah, kita memuji-Nya, memohon pertolongan kepada-Nya, dan hanya kepada-Nya lah kita memohon ampun. Marilah kita berlindung kepada Allah dari kejahatan-kejahatan diri kita dan dari keburukan-keburukan amal kita, karena barangsiapa diberikan petunjuk oleh Allah maka tidak ada sesuatupun yang dapat menyesatkannya, akan tetapi barangsiapa yang disesatkan oleh Allah maka tidak ada sesuatupun yang dapat memberikan petunjuk kepadanya.

 

Kita bersaksi bahwa tidak ada ‘Ilah’ kecuali Allah, Dzat yang segala jiwa dalam genggaman-Nya. Hanya Allah lah satu-satu Dzat yang wajib kita tunduki, patuhi dan ibadahi. Semoga shalawat dan salam tercurah kepada Rasulullah SAW, yang telah diutus Allah dengan cahaya yang memancar, membawa suatu bukti yang jelas, jalan yang terbuka dan dibekali dengan sebuah kitab pedoman yang membimbing. Melalui beliau, Allah menerangkan perintah-perintah yang terperinci, argumen yang meyakinkan dan ajakan yang meluruskan. Maka barangsiapa yang mengambil sistem hidup, pandangan hidup, aturan hidup ataupun pedoman hidup selain Islam, pastilah dirinya akan mendapati kesusahan, tiang penopang hidupnya akan patah, nasibnya akan jatuh parah, kesudahannya adalah suatu kepedihan yang panjang dan berakhir dengan hukuman yang teramat menyedihkan.

 

 

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

 

Pada hari yang penuh barakah Idul Fithri 1 Syawal 1437 H, hari dimana kita semua terharu, berbahagia dan diselimuti suasana suci. Semoga kita benar-benar kembali kepada kehidupan yang bersih dari dosa setelah ditempa dengan ibadah puasa. Inilah hari kemenangan, hanya dapat dirasakan bagi siapa yang melaksanakan puasa Ramadhan. Maka sudah sepatutnya kita duduk bersimpuh, bertekuk lutut di hadapan Allah, seraya bersyukur mengagungkan asma-Nya dengan menggemakan takbir, tahlil dan tahmid ke hadirat Allah ‘azza wa jalla.

 

Oleh karena itu, setelah berpuasa Ramadhan satu bulan penuh maka kita mengajak kepada kaum muslimin hendaknya menunjukkan rasa syukurnya kepada Allah, yang ditandai dengan semakin tingginya tingkat ketundukan dan kepatuhan terhadap aturan-aturan Allah. Sebab, betapa banyak orang yang berpuasa Ramadhan namun puasanya itu tidak dapat meningkatkan derajatnya di hadapana Allah.. Patut disayangkan, bila kita temui orang yang melaksanakan puasa Ramadhan namun puasanya belum mampu menjadi benteng baginya dari mengerjakan perbuatan keji dan munkar; sungguh menyedihkan bila melaksanakan puasa Ramadhan namun masih bersikukuh menjadikan hawa nafsunya sebagai sesembahan; dan yang lebih menyakitkan, melaksanakan puasa Ramadhan namun masih menolak jika hidup dan kehidupannya diatur dengan hukum Islam secara keseluruhan.

 

Fenomena ‘puasa’ tersebut terjadi karena pada hakekatnya mereka tidak memahami fungsi puasa sebagai ibadah untuk penyucian jiwa dan ‘taqarrub ilallah’, sebab ibadah puasa adalah perisai bagi orang beriman dan bukannya sekedar latihan menahan dahaga dan lapar. Apabila pada siangnya orang berpuasa, lantas pada malam harinya digunakan untuk berdo’a di hadapan Allah hanya ‘semata-mata’ untuk mencari kesuksesan dunia, kelancaran bisnis, meminta jodoh dan pada 1 Syawal-nya mereka gunakan sebagai momentum untuk berbangga diri, unjuk kekayaan dan pamer harta di hadapan sanak saudara, maka tidak ada bedanya dengan orang-orang jahiliyah yang berdo’a:

 

فمن الناس من يقول ربنا ءاتنا في الدنيا وما له في الآخرة من خلاق.

 

“...Dan diantara manusia ada yang berdo’a: Ya Rabb berilah kami (kebaikan) di dunia, dan tiadalah baginya bagian yang menyenangkan di akhirat”. (QS. Al-Baqarah 2: 200)

 

dan firman-Nya:

 

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbagga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keredhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS. Al-Hadiid 57: 20)

 

 

Jika yang diminta kebahagiaan dunia, maka hal itu hanya berguna bagi kehidupan di dunia ini saja, dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi. Adapun kebahagiaan di dunia dan akhirat hanya dapat dicapai manakala kaum muslimin melaksanakan aturan-aturan Allah secara murni dan konsekuen, dengan ‘ikhlas’ karena Allah dan ‘benar’ sesuai dengan petunjuk Rasulullah.

 

 

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

 

Di tengah-tengah keprihatinan dan rasa cemas yang teramat dalam, akibat musibah dan bencana alam yang seakan belum akan berhenti mendera negeri ini, seperti yang baru saja menimpa saudara kita di Purworejo’ ada sebagian kaum muslimin yang hari ini tidak dapat mengucapkan takbir, tahlil dan tahmid secara khusyu’ sebagaimana yang kita lakukan saat ini, di antara mereka ada yang melantunkannya dengan menitikkan air mata, teringat sanak saudaranya yang lebih dulu menghadap sang Khaliq akibat ditelan ganasnya bencana. Menangis, teringat keluarganya yang saat ini tengah terbaring di rumah sakit berjuang melawan penyakit yang dideritanya. Sambil mengucapkan takbir mereka merintih menahan pedihnya luka yang ada pada tubuhnya, nyawanya terancam, negeri mereka dirampas dan kesuciannya direnggut kaum ‘kuffar’. Mereka itu adalah saudara-saudara kita di Palestina yang setiap saat menerima serangan tentara kafir Yahudi nista. Begitu pula saudara kita di Chechnya yang selalu menjadi target perburuan tentara komunis Rusia, serta para mujahidin Afghan dan gerilyawan Daulah Islamiyah Iraq yang tengah bersusah payah bermandikan darah membebaskan negerinya dari cengkeraman tentara penjajah imperialis Amerika.

 

Tragedi kemanusiaan hampir terjadi setiap hari, baik karena kecelakaan, bencana alam ataupun karena kejamnya kekuasaan. Petaka tsunami Aceh tahun 2004 dan gempa bumi di Yogya yang terjadi tahun 2006 lalu kepiluannya pun belum sepenuhnya hilang sampai saat ini. Meningg beberapa orang akibat berebut zakat di Pasuruan,Cianjur,sumbar sungguh teramat menyedihkan. Terbakarnya ratusan rumah  di Jakarta dan Kalimantan pada akhir Ramadhan menyebabkan rasa pilu yang mendalam, derita korban pe4enggusuran perumahan Nelayan dipantai Jakarta utara  dengan kedok untuk kesejahteraan hingga kini ibarat penderitaan tak berkesudahan. Penggusuran rumah penduduk miskin dan lapak-lapak pedagang kaki lima terus dilakukan oleh petugas trantib tanpa belas kasihan. Ironisnya, mereka berujar: ‘ini adalah penertiban dan perintah komandan!’. Tatkala kehidupan semakin sulit, kebutuhan sehari-hari makin melambung, sejumlah pejabat negara nekat menghamburkan uang rakyat, memamerkan kehidupan bermewah-mewah, menghisap darah dan keringat rakyat, menghabiskan dana bermilyar rupiah dengan alasan menghabiskan anggaran dan studi banding ke luar daerah dan luar negeri.

 

 Bahkan yang tragis dan mengherankan, pada saat masyarakat kebanyakan hidup dalam tekanan, kelakuan para politisi ‘mutrafin’pun makin jauh dari hati nurani dan bertambah tidak karuan. Demi memenangkan perebutan kekuasaan di tingkat kabupaten/kota,propinsi dan kepresdenen  , seakan tidak mau kalah dengan pengemis yang berkeliaran di jalan-jalan, mereka pun telah kehilangan rasa malunya dengan ‘mengemis-ngemis’ suara rakyat, bekerja keras mendapat simpati masyarakat, sibuk mencari dukungan orang banyak, demam popularitas dan rutin mengobral janji-janji manis melalui televisi, baliho dan berbagai macam media, yang biasanya janji itu jauh dari kenyataan dan kering dari petunjuk Allah Malikurrahman.

 

Yang mengerankan justru oknum tokoh Islm beramai ramai mendukung orang kafir untuk jadi Gubernur di Jakarta . Na’udzu billahi min dzalik .Saat itu pula, acara-acara bertajuk Ramadhan di berbagai stasiun televisi yang pada awalnya diharapkan dapat ikut membawa hawa ‘pencerahan’, namun sayang sebagian besar tayangan justru jauh dari nilai ke-Islaman. Pada dua pertiga malam menjelang sahur yang mestinya diisi dengan tahajud dan tilawah Qur’an, justru dicemari dengan berbagai banyolan, pesan klenik, judi sms, serta obrolan sampah menjijikkan yang menjadikan Dienul Islam sebagai bahan olok-olokan dan buah permainan. Bahkan, sebagian besar pengisi acara adalah para pelawak dan sederet nama yang tak layak jadi panutan. Hingga tidak mengherankan jika para ahli maksiat pun bisa menjadi tokoh yang diidolakan.

 

Kondisi tersebut diperparah dengan munculnya Raperda di Papua yang akan menjadikan Manokwari sebagai ‘Kota Injil’. Dalam Raperda tersebut musuh-musuh Islam memang menghendaki supaya Islam menjadi kerdil, menutup aurat dengan jilbab termasuk hal terlarang, mengumandangkan adzan dengan pengeras suara termasuk pelanggaran hukum, dan mendirikan masjid sebagai tempat ibadah bagi kaum muslimin menjadi mustahil untuk dilakukan. Apabila itu menjadi kenyataan, maka artinya bahwa orang-orang kafir itu telah menyiapkan Manokwari sebagai ladang jihad bagi kaum muslimin dimanapun mereka berada. Sesungguhnya Allah SWT telah berfirman:

 

“Hai orang-orang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya menimbulkan kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat Kami, jika kamu memahaminya” (QS. Al Imran 3: 118).

 

 

PERINGATAN AKAN DATANGNYA LIMA BENCANA

 

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

 

Melihat kondisi tersebut, adalah tepat manakala kita mau mencermati dari berbagai ujian, bencana dan malapetaka yang menimpa kaum muslimin saat ini. Dalam Al-Qur’an, sesungguhnya Allah Ta’ala telah mengingatkan :

 

ولو أن أهل القرى ءامنوا واتقوا لفتحنا عليهم بركات من السماء والأرض ولكن كذبوا فأخذناهم بما كانوا يكسبون.

 

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka akan Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.’ (QS. Al-A’raaf : 96).

 

Demikianlah apabila suatu kaum penduduknya beriman dan bertaqwa pastilah Allah melimpahkan dan menambahkan karunianya baik dari langit maupun bumi, akan tetapi jika suatu kaum berani mendustakan ayat-ayat Allah, menentang perintah-perintahNya, menghina agama Allah maka sungguh Allah akan murka dan menurunkan kehinaan dan kebinasaan kepada mereka baik dunia maupun di akhirat.

 

Bahkan dalam sebuah hadits shohih, Imam Ibnu Majah meriwayatkan bahwa akan ada lima bencana yang akan menimpa umatku ini. Dari Abdullah bin Umar bin Khattab ia berkata : “Aku adalah salah satu dari sepuluh orang muhajirin yang berada di kediaman Rasulullah SAW, lalu beliau menghadapkan wajahnya kepada kami : “ Wahai kaum Muhajirin...! Sesungguhnya ada lima perkara yang aku berlindung kepada Allah agar kalian tidak menemuinya, beliau bersabda :

 

لم تظهر الفا حشة في قوم قط حتى يعلنوا بها إلا فشا فيهم الطا عــون والأ وجاع التي لم تكن مضت في اسلا فهم الذين مضــوا ولم ينقصواالمكيال والميزان الا اخذوا بااسنين وشدة المؤنة وجورالسلطان عليهــم ولم يمنعوا زكاة أموالهم إلا منعوا القطر من السماء ولولا البهائم لم يمطــروا ولم يقضوا عهدالله ورسوله إلا سلط الله عليه عدوّا من غيرهم فأ خذوا بغض ما في أيدهــم وما لم تحكم أئمتهم بكتا الله وتحيّروممّا أنزل الله إلا جعل الله بأ سهم بينهم (روا ابن ماجه رقم 4019وحسنه الأ لبا ني)

 

Yang artinya:

 

1.     tidaklah muncul perbuatan keji (zina) pada suatu kaum hingga mereka melakukannya secara terus terang kecuali Alloh akan menimpakan kepada mereka wabah dan berbagai penyakit (tho’un) yang belum pernah menimpa kepada orang-orang sebelum mereka.

 

2.     tidaklah suatu kaum mengurangi takaran dan timbangannya niscaya mereka akan ditimpa dengan tandusnya tanah, paceklik sepanjang tahun dan berkuasanya penguasa-penguasa yang dzalim.

 

3.     dan tidaklah suatu kaum enggan mengeluarkan zakat hartanya kecuali Alloh akan menimpakan kepada mereka bencana dengan tidak diturunkannya hujan dari atas langit kepada mereka, dan kalaulah bukan karena binatang ternak niscaya Alloh akan menahan hujan selama-lamanya.

 

4.     dan tidaklah suatu kaum mengingkari janji antara mereka dengan Alloh dan Rasul-Nya melainkan Alloh akan mendatangkan musuh-musuh yang bukan dari golongan mereka, lalu merampas sebagian harta yang ada di tangan mereka.

 

5.     dan selama pemimpin-pemimpin mereka tidak berhukum dengan Kitabullah dan tidak memilih yang terbaik dari apa yang Alloh turunkan kecuali Alloh turunkan kepada mereka kesengsaraan di antara mereka. (HR.Imam Ibnu Majah, 4019, dan dihasankan oleh Syaikh Albani ) 

 

 

Demikianlah dengan tegas Rasulullah SAW mengingatkan di hadapan kaum muhajirin tentang lima bencana yang akan menimpa umat ini, yang pertama; bila kemaksiatan telah terjadi secara terang-terangan, pelacuran, perzinaan, kasus perkosaan dan pamer aurat yang hampir setiap hari menghiasi pandangan dan media massa maka sungguh Allah akan menimpakan kepada mereka wabah penyakit yang tidak pernah dialami umat-umat sebelumnya. Mungkin kita bisa saksikan bagaimana saat ini masyarakat begitu resah akibat mewabahnya berbagai macam virus yang mematikan, seperti : HIV/AIDS, Antraks maupun Flu Burung yang sangat sulit ditemukan obatnya. Hal itu hendaknya menjadi peringatan bagi kita bahwa ancaman Allah itu benar adanya.

 

Selanjutnya yang kedua; Rasulullah SAW mengingatkan bahwa bila suatu kaum telah mengurangi takaran atau timbangannya maka Alloh akan menimpakan kepada mereka bencana paceklik sepanjang tahun, berkuasanya pemimpin-pemimpin yang bengis, bejat moralnya, diktator dan menyengsarakan rakyatnya.

 

Yang ketiga; bila suatu kaum enggan mengeluarkan zakatnya baik itu para petani, pedagang, pengusaha maupun orang-orang yang berkewajiban mengeluarkan zakatnya, kemudian mereka tidak mau mengeluarkan zakatnya itu, bakhil dengan hartanya dan tidak mau menginfaqkannya di jalan Allah, maka niscaya Allah akan menahan hujan dari atas langit, dan bila bukan karena binatang ternak maka hujan itu akan ditahan selama-lamanya. Hal ini berarti bahwa Alloh ternyata lebih mencintai binatang-binatang ternak itu dibanding orang-orang berharta tapi bakhil dengan hartanya.

 

Yang keempat; jika suatu kaum mengingkari perjanjian antara Allah dengan Rasul-Nya maka Alloh akan mendatangkan kepada mereka musuh-musuh yang bukan dari golongan mereka lalu merampas sebagian harta yang ada pada mereka. Patutlah menjadi ibroh atau pelajaran bagi kita, bahwa bangsa Indonesia yang semestinya menjadi bangsa paling beruntung di dunia karena dianugerahi Alloh kekayaan alam yang melimpah namun justru sebaliknya, bisa menjadi negeri yang paling rugi karena rakyatnya hanya bisa gigit jari melihat kekayaan alamnya, baik berupa hutan, minyak, tambang emas dan perak dieksplorasi secara besar-besaran oleh pihak asing, sehingga tidak jarang dari mereka yang hanya merasakan limbah, kotoran dan dampak dari perusahaan asing yang mengelolanya itu.

 

Selanjutnya yang kelima; sungguh jika suatu kaum, pemimpin-pemimpin mereka, pejabat-pejabat mereka, imam-imam mereka tidak tunduk dan berhukum dengan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul maka niscaya Alloh akan menimpakan kepada mereka kesengsaraan dan perpecahan pada kaum itu. Tidaklah salah, jika berbagai macam tragedi dan bencana yang terus melanda bangsa kita itu akibat manusia telah menyingkirkan Allah dan Rasul-Nya dari kehidupan dan derap langkah pengelolaan negara.

 

Oleh karena itu, ajaran Islam menegaskan bahwa suatu umat hanya dapat terbebas dari krisis yang dihadapinya manakala mereka meniti kehidupannya di atas jalan Allah. Mereka benar-benar beriman kepada Allah, menjalankan syari’at-Nya serta mengikuti segala garis ketetapan Allah. Bangsa Indonesia tidak dapat keluar dari berbagai kemelut, selama ‘ulamanya fasiq, da’inya “da’i pelawak”, penguasanya menyengsarakan rakyat, masyarakatnya terus melestarikan kebodohannya terhadap agama dan tidak menjadikan Islam sebagai satu-satunya solusi tunggal untuk mengatasi krisis multidimensional ini. Untuk itulah kiranya, sangatlah pantas jika pada hari raya Fithri ini kita renungkan firman Allah :

 

وضرب الله مثلا قرية كانت ءامنة مطمئنة يأتيها رزقها رغدا من كل مكان فكفرت بأنعم الله فأذاقها الله لباس الجوع والخوف بما كانوا يصنعون .

 

Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk) nya mengingkari ni`mat-ni`mat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat”. (QS. An-Nahl 16: 112)

 

Do’a

Mengakhiri khutbah ini, marilah kita berdo’a kepada Allah dengan meluruskan niat, membersihkan hati dan jiwa, menjernihkan pikiran, semoga Allah berkenan membukakan pintu hidayah dan mengabulkan do’a hamba-Nya yang ikhlas.

 

اللَّهمّ صلّ على محمّد وعلى ا له وصحبه و من تبعهم بِإحسان إلَى يو م الدّ ين, اللّهمّ ا غفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين و لمؤمنات ا لا حياء منهم والا موا ت, انّك سميع قريب, ربنا لا تؤاخذنا إن نسينا أو أخطأنا ربنا ولا تحمل علينا إصرا كما حملته على الذين من قبلنا ربنا ولا تحملنا ما لا طاقة لنا به واعف عنا واغفر لنا وارحمنا أنت مولانا فانصرنا على القوم الكافرين. اللّهمّّ انصر مجاهديـن فى كلّ مكان . ر بّنا آ تنا في الدّ نـيا حسنة وفي ا لآ خرة حسنةَ و قنا عـذاَب النّا ر.

 

**********

*) Drs.H.Kamiran Qomar, MajelisTabligh PP Muhammadyah


Tags: KhutbahIdulFitri , Drs.H.KamiranQomar

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website