Majelis Tabligh - Persyarikatan Muhammadiyah

Majelis Tabligh
.: Home > Sejarah

Homepage

Sejarah

Related image



A.  SEJARAH BERDIRINYA


Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H atau bertepatan dengan 18 Nopember 1912 oleh seorang yang bernama Muhammad Darwis, kemudian dikenal dengan KH Ahmad Dahlan.

Beliau adalah pegawai kesultanan Kraton Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan sebagai pedagang. Melihat keadaan ummat Islam pada waktu itu dalam keadaan jumud, beku dan penuh dengan amalan-amalan yang bersifat mistik, beliau tergerak hatinya untuk mengajak mereka kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya berdasarkan Qur`an dan Hadist. Oleh karena itu beliau memberikan pengertian keagamaan dirumahnya ditengah kesibukannya sebagai Khatib dan para pedagang.


Mula-mula ajaran ini ditolak, namun berkat ketekunan dan kesabarannya, akhirnya mendapat sambutan dari keluarga dan teman dekatnya. Profesinya sebagai pedagang sangat mendukung ajakan beliau, sehingga dalam waktu singkat ajakannya menyebar ke luar kampung Kauman bahkan sampai ke luar daerah dan ke luar pulau Jawa. Untuk mengorganisir kegiatan tersebut maka didirikan Persyarikatan Muhammadiyah. Dan kini Muhammadiyah telah ada diseluruh pelosok tanah air.


Disamping memberikan pelajaran/pengetahuannya kepada laki-laki, beliau juga memberi pelajaran kepada kaum Ibu muda dalam forum pengajian yang disebut "Sidratul Muntaha". Pada siang hari pelajaran untuk anak-anak laki-laki dan perempuan. Pada malam hari untuk anak-anak yang telah dewasa.


Disamping memberikan kegiatan kepada laki-laki, pengajian kepada ibu-ibu dan anak-anak, beliau juga mendirikan sekolah-sekolah. Tahun 1913 sampai tahun 1918 beliau telah mendirikan Sekolah Dasar sejumlah 5 buah, tahun 1919 mendirikan Hooge School Muhammadiyah ialah sekolah lanjutan. Tahun 1921 diganti namanya menjadi Kweek School Muhammadiyah, tahun 1923, dipecah menjadi dua, laki-laki sendiri perempuan sendiri, dan akhirnya pada tahun 1930 namanya dirubah menjadi Mu`allimin dan Mu`allimat.


Suatu ketika KH.Ahmad Dahlan menyampaikan usaha pendidikan setelah selesai menyampaikan santapan rohani pada rapat pengurus Budi Utomo cabang Yogyakarta. Ia menyampaikan keinginan mengajarkan agama Islam kepada para siswa Kweekschool Gubernamen Jetis yang dikepalai oleh R. Boedihardjo, yang juga pengurus Budi Utomo. Usul itu disetujui, dengan syarat di luar pelajaran resmi. Lama-lama peminatnya banyak, hingga kemudian mendirikan sekolah sendiri. Di antara para siswa Kweekschool Jetis ada yang memperhatikan susunan bangku, meja, dan papan tulis. Lalu, mereka menanyakan untuk apa, dijawab untuk sekolah anak-anak Kauman dengan pelajaran agama Islam dan pengetahuan sekolah biasa. Mereka tertarik sekali, dan akhirnya menyarankan agar penyelelenggaraan ditangani oleh suatu organisasi agar berkelanjutan sepeninggal K.H. Ahmad Dahlan kelak.

Setelah pelaksanaan penyelenggaraan sekolah itu sudah mulai teratur, kemudian dipikirkan tentang organisasi pendukung terselenggaranya kegiatan sekolah itu. Dipilihlah nama "Muhammadiyah" sebagai nama organisasi itu dengan harapan agar para anggotanya dapat hidup beragama dan bermasyarakat sesuai dengan pribadi Nabi Muhammad saw. Penyusunan anggaran dasar Muhamadiyah banyak mendapat bantuan dari R. Sosrosugondo, guru bahasa Melayu Kweekschool Jetis. Rumusannya dibuat dalam bahasa melayu dan Belanda. Kesepakatan bulat pendirian Muhamadiyah terjadi pada tanggal 18 November 1912 M atau 8 Zulhijah 1330 H. Tgl 20 Desember 1912 diajukanlah surat permohonan kepada Gubernur Jenderal Hindia Belanda, agar perserikatan ini diberi izin resmi dan diakui sebagai suatu badan hukum. Setelah memakan waktu sekitar 20 bulan, akhirnya pemerintah Hindia Belanda mengakui Muhammadiyah sebagai badan hukum, tertuang dalam Gouvernement Besluit tanggal 22 Agustus 1914, No. 81, beserta alamporan statuennya. 

Muhammadiyah juga mendirikan organisasi untuk kaum perempuan dengan Nama 'Aisyiyah yang disitulah Istri KH. A. Dahlan, Nyi Walidah Ahmad Dahlan
Nyi Walidah Ahmad Dahlan berperan serta aktif dan sempat juga menjadi pemimpinnya. 

KH A Dahlan memimpin Muhammadiyah dari tahun 1912 hingga tahun 1922 dimana saat itu masih menggunakan sistem permusyawaratan rapat tahunan. Pada rapat tahun ke 11, Pemimpin Muhammadiyah dipegang oleh KH Ibrahim yang kemudian memegang Muhammadiyah hingga tahun 1934.
Rapat Tahunan itu sendiri kemudian berubah menjadi Konggres Tahunan pada tahun 1926 yang di kemudian hari berubah menjadi Muktamar tiga tahunan dan seperti saat ini Menjadi Muktamar 5 tahunan.



Image result for lambang muhammadiyah


b.  arti Muhammadiyah


1.  Arti Bahasa (Etimologis)

Muhamadiyah berasal dari kata bahasa Arab "Muhammad", yaitu nama nabi dan rasul Allah yang terkhir. Kemudian mendapatkan "ya" nisbiyah, yang artinya menjeniskan. Jadi, Muhamadiyah berarti "umat Muhammad saw." atau "pengikut Muhammad saw.", yaitu semua orang Islam yang mengakui dan meyakini bahwa Nabi Muhammad saw. adalah hamba dan pesuruh Allah yang terakhir.

2.  Arti Istilah (Terminologi)

     Secara istilah, Muhamadiyah merupakan gerakan Islam, dakwah amar makruf nahi munkar, berakidah Islam dan bersumber pada Alquran dan sunah, didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Zulhijah 1330 H, bertepatan 18 November 1912 Miladiyah di kota Yogyakarta.


Gerakan ini diberi nama Muhammadiyah oleh pendirinya dengan maksud untuk berpengharapan baik, dapat mencontoh dan meneladani jejak perjuangan Rasulullah saw. dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam, semata-mata demi terwujudnya 'Izzul Islam wal muslimin, kejayaan Islam sebagai realita dan kemuliaan hidup umat Islam sebagai realita.








Kutipan Catatan H.M. Syoedja tentang Sejarah Majelis Tabligh

 

Sejarah Majelis Tabligh dapat diketahui dari tulisan Catatan Haji Muhammad Syoedja. Berikut kutipan sebagian catatan tersebut yang menggambarkan proses terbentuknya Bahagian (Majelis) Tabligh, termasuk juga Bahagian Sekolah, Bahagian PKO, dan Bahagian Taman Pustaka. (Catatan ini telah diterbitkan oleh Penerbit Al-Wasath Jakarta, dengan Judul Islam yang Berkemajuan).

 

****

 

“Dalam pengajian malam Jum’at (di Kampung Kauman, pada masa awal berdirinya Muhammadiyah, ed.) itu sesungguhnya tidak hanya diselenggarakan pengajian saja, tetapi seringkali sehabis pengajian lalu disambung dengan ramah tamah, sambil memikirkan bagaimana dapat mengamalkan amalan-amalan Islam yang terlahir dalam masyarakat ramai, baik yang mengenai jasmani maupun yang mengenai ruhani. Yang pada masa lampau orang tidak gembira mengamalkan amalan Islam walaupun diperintahkan oleh agamanya. Umpamanya:

1.    Timbulnya penyiaran agama dengan para mubalighin dan mubalighat.

2.    Penyiaran agama Islam dengan cara perpustakaan dengan menjelmakan Taman Pustaka.

3.   Timbulnya pertolongan Umum dengan Penolong Kesengsaraan Umum terhadap orang miskin dan anak yatim penderita yang sengsara.


Karena bangkitnya kemauan hendak berusaha melaksanakan perintah agama yang tercantum dalam kitab Al-Qur’an dan seruan Nabi Besar Muhammad saw. itu timbullah dari jiwa yang suci murni penuh semangat yang menyala-nyala disertai rasa hati yang gembira untuk mengamalkannya.


Maka menjelmanya tiga tujuan tersebut diatas seolah-olah yang sudah merupakan badan organisasi sendiri-sendiri, dengan menyusun ketua, penulis dan bagian keuangan serta pembantu- pembantunya dan masing-masing berusaha mencari penyokong sendiri-sendiri untuk membelanjai tugas amalannya.


Alhamdulillah, munculnya tiga bidang tujuan yang suci itu walaupun masih merupakan bidang yang diluar dari pada organisasi Muhammadiyah, tetapi cukuplah mendapat sambutan hangat dari penghuni kampung-kampung itu dengan kesadarannya mereka suka menjadi donatirnya dengan memberikan sokongannya tiap-tiap bulan kepada badan bidang-bidang tersebut.


Dengan kegiatan yang menggembirakan para pengurus bidang-bidang tersebut dan kesadaran para penyokong atau donatir yang tidak pernah menunggak iurannya, walaupun tidak begitu besar seperti yang diharapkan, tetapi dapatlah untuk melaksanakan yang dimaksud oleh bidang masing masing, walaupun dengan cara yang sangat sederhana. Umpamanya:

1.  
Pada penyiaran agama dengan secara tabligh sudah melangkahkan kakinya keluar kota dengan bantuan kawan-kawan yang memiliki sepeda untuk melancarkan Penyiaran Agama.

2.   Demikian juga penyiaran agama dengan secara perpustakaan dapat dimulai dengan sederhana ialah dengan selebaran, buletin, kepada orang orang yang minta dan orang yang dipandang perlu. 

3.  Bagi Penolong Kesengsaraan Umum, juga mulai dengan menolong orang kampung yang kematian keluarganya yang terlantar dengan mencukupi kepentingan mayatnya yang terlantar sampai dikebumikan.

Walaupun sesungguhnya pekerjaan tiga bidang itu kalau dinilai belum berarti kepada masyarakat, tetapi karena kesungguhan usaha itu kelihatan giatnya semangat dan tepat menuju maksudnya, maka para penyokong bertambah kesadarannya yang luar biasa bila ada seruan dari pada pengurus bidang-bidang tersebut. Dengan kegiatan para pengurus di bidang-bidang itu merupakan suasana baru, yaitu mondar-mandirnya  para loper penarik iuran donasi dari masing-masing bidang kepada para donatirnya sendiri dan lalu diserahkan kepada bidang-bidang yang bersangkutan.

Perkembangan itu berjalan satu tahun, kelihatan gejala-gejalanya makin menjadi-jadi, sehingga timbullah fikiran baru dari pada tokoh-tokoh bidang tersebut, kalau keadaan demikian itu dibiarkan  dikawatirkan akan timbul persaingan diantara satu sama lain yang akibatnya menjadi perpecahan. Fikiran yang timbul dari tokoh-tokoh itu lalu dipertemukan akhirnya menjadi perundingan konkrit untuk menjaga keselamatan dan kebaikan serta keberesan keseluruhannya baiklah bidang-bidang yang bertumbuh dan berkembang itu dan ditambah bidang pengajaran yang dipegang oleh Saudara H. Hisyam diusulkan kepada Hoofd Bestuur (H.B.). Muhammadiyah hendaknya dimasukkan dalam organisasi Muhammadiyah sehingga usaha itu dapat  hidup langsung dalam lingkungan  dalam lingkungan H.B. Muhammadiyah. Disusun dan diatur oleh H.B. Muhammadiyah. 

Alhamdulillah, perundingan itu dapat persetujuan secara bulat aklamasi, lalu diajukan usul kepada H.B. Muhammadiyah atas nama empat orang yang sama memegang peranan dalam empat bidang yang sedang bertumbuh dan berkembang tersebut diatas. Diantaranya tokoh-tokoh juga anggota H.B. Muhammadiyah. Oleh karenanya usul itu setelah dibicarakan dalam sidang  H.B. Muhammadiyah juga lantas diterima dengan baik dan suara bulat. Dan ditentukan pula waktu peresmiannya masuknya bidang-bidang itu dalam organisasi Muhammadiayah pada tanggal 17 malam 18 bulan Juni 1921 di Pendopo Pengajian Malam Jum’at di Kauman dengan diselenggarakan Sidang Anggota Muhammadiyah Istimewa, untuk melantik pengurus bidang-bidang tersebut dan bidang-bidang itu lalu diganti nama dengan nama Bahagian dari pada H.B. Muhammadiyah.

 

HARI  MALAM  YANG MENGANDUNG  BERKAT  DARI  PADA ALLAH  DAN  HARI YANG BERSEJARAH  BAGI  MUHAMMADIYAH

Alhamdulillahi robbil ‘alamin, telah berlangsung Rapat Anggota Muhammadiyah Istimewa pada tanggal 17 malam 18 Juni 1920 yang dihadiri oleh lebih kurang 200 anggota dan simpatisan yang diundang. 

Rapat dipimpin oleh Yang Mulia K.H.A Dahlan sendiri. Lebih dahulu pimpinan mengucapkan salam, Assalamu’alaikum wa rohmatu Allahi wa barokatuh. Kepada para hadlirin dan banyak terima kasih atas kedatangan para hadlirin dan mudah-mudahan Allah menerimanya.

Rapat dimulai tepat jam 9 dengan membaca surah al-Fatikhah, lalu diterangkan  acara penting yang akan dibicarakan dalam sidang anggota yang istimewa malam ini, ialah masuknya bidang-bidang yang bertumbuh  dan berkembang disekitar kita tetapi diluar organisasi Muhammadiyah, oleh karena itu H.B. Muhammadiyah sudah merencanakan bahwa masuknya bidang-bidang tersebut diterima dan diberi tempat kedudukan sebagai bahagian dari H.B. Muhammadiyah dengan nama:

1.      Hoofd Bestuur Muhammadiyah Bahagian Sekolahan, diketuai oleh Sdr. H.M. Hisyam

2.      Hoofd Bestuur Muhammadiyah Bahagian Tabligh, diketuai oleh Sdr. H.M. Fakhrudin

3.   Hoofd Bestuur Muhammadiyah bahagian Penolong Kesengsaraan Oemoem, diketuai oleh Sdr. H.M. Sjoedja’

4.      Hoofd Bestuur Muhammadiyah Bahagian Taman Pustaka, diketuai oleh Sdr. H.M. Mokhtar.


Maka oleh fihak pimpinan rencana itu diajukan tawaran kepada rapat anggota  tersebut dan oleh rapat tawaran  itu dapat disambut dan serta diterima dengan aklamasi dan gembira. Selanjutnya para Ketua Bahagiannya akan dilantik (tetapi tidak disumpah) oleh fihak pimpinan, hanya diminta kesetiaannya akan sampai kemana satu-satunya Kepala Bahagian akan memimpin usahanya Bahagiannya. Pertama kali ditanya oleh fihak pimpinan ialah Sdr. H.M. Hisyam sebagai ketua Bahagian Sekolahan (Pengajaran) sampai kemana Bahagian Sekolahan akan membangun sekolah-sekolahnya? Sdr. H.M. Hisyam menjawab dengan suci murni dan hati-hati dengan menyatakan bahwa, saya akan membawa kawan-kawan kita pengurus Bahagian Sekolahan berusaha memajukan pendidikan dan pengajaran sampai dapat menegakkan Gedung Universiteit Muhammadiyah yang megah untuk mencitak sarjana-sarjana Islam dan Mahaguru Muhammadiyah pada khususnya guna kepentingan umat Islam pada umumnya dan Muhammadiyah pada khususnya. Jawaban ini dapat sambutan dari fihak pimpinan dengan ucapan Alhamdulillah dan diikuti dengan suara sidang yang meriah dan gemuruh dengan suara bersama alhamdulillahi rabbil ‘alamin.


Kedua, Sdr. H. Fakhrudin tampil kemuka untuk dilantik dan diminta pernyataannya oleh fihak Pimpinan, sampai kemanakah Bahagian Tabligh hendak berusaha meleksanakan cita-citanya? Jawab Sdr. Fakhrudin sebagai Ketua Bahagian Tabligh, hendak mengembangkan agama Islam dengan jalan bertabligh sampai dapat membangun surau-surau dan langgar-langgar serta masjid-masjid yang belum ada untuk tempat pengajian dan ibadat untuk ummat Islam setempat. Dan menyelenggarakan Madrasah Mubalighin serta membina pondok luhur yang modern untuk mencitak ulama-ulama yang ulung lagi modern untuk membimbing ummat yang terpelajar, sehingga cahaya Islam memancar menerangi semesta alam. Seketika itu pimpinan tersenyum manis dikala mendengar jawaban Sdr. H.M. Fakhrudin sebagai Ketua Bahagian Tabligh yang menunjukkan kegagahan dan ketabahan hati yang didorong semangat yang menyala-nyala untuk mempelopori gerak Muhammadiyah dalam Bahagian Tabligh. Pimpinan mengucapkan alhamdulillah, mudah mudahan Allah memberi taufiq dan hidayat kepada Bahagian Tabligh, disambut oleh sidang dengan tepuk tangan yang bertalu-talu dengan suara gemuruh tanda setuju dan sefaham.

Ketiga, Sdr. H.M. Mokhtar sebagai ketua Bahagian Taman Pustaka maju kemuka untuk dilantik dan diminta pernyataannya oleh pimpinan. Sampai kemana Bahagian Taman Pustaka hendak berusaha menuju kepada maksud dan cita citanya?

Sdr. Mokhtar menjawab dengan tegas, bahwa H.B. Muhammadiyah Bahagian Taman Pustaka akan bersungguh-sungguh berusaha menyiarkan Agama Islam yang secara Muhammadiyah kepada umum, yaitu dengan selebaran cuma-cuma atau dengan Majalah bulanan berkala atau tengah bulanan, baik yang dengan cuma-cuma maupun dengan berlengganan dan dengan buku agama Islam, baik yang prodeo tanpa beli maupun dijual yang sedapat mungkin dengan harga murah. Dan majalah-majalah dan buku-buku selebaran yang diterbitkan oleh Taman Pustaka harus yang mengandung  pelajaran dan pendidikan Islam dan ditulis dengan tulisan dan bahasa yang dimengerti oleh yang dimaksud. Taman Pustaka pun hendak membangun dan membina gedung TAMAN PUSTAKA (taman pembacaan) untuk umum dimana-mana tempat dipandang perlu. Taman Pembacaan itu tidak hanya menyediakan buku-buku yang mengandung pelajaran Islam saja, tetapi juga disediakan buku-buku yang berfaedah dengan membawa ilmu pengetahuan yang berguna  bagi kemajuan masyarakat bangsa dan negara yang tidak bertentangan kepada agama terutama Agama Islam. Jawaban ini pun tidak kurang penting dan seremnya dari jawaban Bahagian yang lain. Dan disambut oleh fihak pimpinan dengan gembira dan diharapkan mudah-mudahan Allah mencurahkan taufiq dan hidayat-Nya kepada Bahagian Pustaka, sampailah kepada cita-citanya. Pun disambut pula dengan tepuk tangan dari sidang dengan riyuh dan meriah.

Keempat. Sebagai lantikan dan pernyataan yang terakhir, Sdr. H.M. Syoedja’ sebagai ketua Bahagian Penolong Kesengsaraan Oemoem tampil kemuka untuk dilantik dan minta pernyataannya, akan sampai kemana hendak meleksanakan pertolongannya kepada umum? Jawabnya, “hendak membangun hospital untuk menolong kepada umum yang menderita sakit”. Jawaban H.M. Syoedja’ ini agak menggemparkan fikiran hadlirin karena terlalu besar yang akan dibangun dan tidak seimbang dengan kemampuan sipenjawab dimasa itu, sehingga mereka tertawa berbahak-bahak seolah-olah mengherankan. Tetapi fihak pimpinan, K.H.A Dahlan,  tetap tenang dan bijaksana tidak ikut serta tertawa dengan orang banyak, bahkan beliau  memberi isyarat dengan tangannya supaya hadlirin tenang. “Dan selain dari pada itu, hendak membangun apa pula?” Sdr. H.M. Syoedja’  menjawab, “hendak membangun armhuis”. Orang banyak tidak tertawa seperti yang sudah melainkan tenang dan diam seribu bahasa, karena mereka agaknya masih merasa asing dalam bahasa itu. Sehingga pimpinan merasa perlu menanya, apa artinya bahasa Armhuis itu? Jawabnya, “Menurut kata orang Armhuis artinya adalah Rumah Miskin”. 

Orang banyak tertawa lagi dengan serentak seolah-olah mereka berfikir kembali membayangkan jawaban yang semula, tetapi Yang Mulia K.H.A. Dahlan tetap tenang dan berisyarat  menenangkan tertawa yang riuh rendah. 

Kemudian pimpinan bertanya lagi, “hendak membangun apa lagi?” Jawabnya, “hendak membangun weeshuis”. 

Haa, ada pula kata-kata yang aneh lagi.

Apakah kata weeshuis itu? Jawabnya, “Weeshuis itu artinya Rumah yatim”. Orang banyak akan tertawa lagi bahkan ada yang terlanjur berkata, “itu kan pekerjaan pemerintah, apakah Muhammadiyah akan menjadi pemerintah?” Tetapi pimpinan Y.M. K.H.A. Dahlan  tetap tenang dan memberi isyarat supaya sidang tenang. Lalu mengucapkan terima kasih dan membaca Alhamdulillah serta bersyukur kehadapan Allah yang Maha Tinggi dan Maha Murah dan mendoakan mudah- mudahan segala apa yang keluar dari ucapan yang suci dan murni dari ketua-ketua H.B. Muhammadiyah Bahagian tadi mendapat bimbingan serta taufiq dan hidayat dari pada Allah s.w.t. untuk kelancaran terleksananya maksud dan tujuan tersebut. Amin.

Jam 12 malam rapat akan ditutup dengan selamat. Perlu diutarakan disini, bahwa sebelumnya Sdr. H.M. Syoedja’ minta idzin kepada Pimpinan hendak bicara sebentar dan permintaan itu oleh pimpinan dikabulkan. Maka dengan segera Sdr. H.M. Syoedja’ mulai bicara sebagai berikut. “Pimpinan Yang Mulia dan saudara sekalian yang terhormat. Assalamu’alaikum warohmatu Allahu wa barokatuh.

Sungguh sangat menyesal dan keciwa hati saya, ketika saya mendengar sambutan atas jawaban saya terhadap pimpinan sidang dengan gelak ketawa yang mengandung isi seolah-olah melemahkan semangat jiwa saya yang penuh keyakinan atas dasar pengetahuan (‘ilmu yaqin) dari pada ajaran Agama Islam yang sumbernya kitab suci Al-Qur’an dan Sunnah Rasul Muhammad s.a.w.

Dalam Al-Qur’an dapat kita lihat masih tercantum Surat Al-Ma’un dengan ayat dan lengkap tidak sehurufpun yang kurang sekalipun berubah, arti dan ma’nanya pun tetap sejak turun diwahyukan oleh Allah sampai kini tetap juga.

Meskipun kitab suci Al-Qur’an sudah berabad-abad dan surat Al-Ma’un menjadi bacaan sehari-hari dalam sembah yang oleh umat Islam Indonesia pada umumnya dan di Yogyakarta pada khususnya, namun sampai kini belum ada seorang dari umat Islam yang mengambil perhatian akan intisarinya yang sangat penting itu untuk diamalkan dalam masyarakat. 

Banyak orang-orang diluar Islam (bukan orang Islam) yang sudah berbuat menyelenggarakan rumah-rumah Panti Asuhan untuk memelihara mereka si fakir miskin dan kanak kanak yatim yang terlantar dengan cara sebaik-baiknya hanya karena terdorong dari rasa kemanusiaan saja, tidak kerna merasa bertanggung jawab dalam masyarakat dan tanggung jawab disisi Allah kelak dihari kemudian. 

Kalau mereka dapat berbuat karena berdasarkan kemanusiaan saja, maka saya heran sekali kalau umat Islam tidak dapat berbuat. Padahal agama Islam adalah agama untuk manusia bukan untuk khalayak yang lain. Apakah kita bukan manusia? Kalau mereka dapat berbuat kena apakah kita tidak dapat berbuat? Hum rijalu wa nahnu rijal (mereka manusia kitapun manusia).

Saudara-saudara yang terhormat dan yang tertawa, rupanya saudara-saudara itu masih belum yakin percaya kepada Allah s.w.t. dan belum yakin percaya kepada kitabnya, sehingga saya bercita-cita akan membangun Hospital, Rumah Miskin dan Rumah Yatim saja, seolah-olah mustahil akan dapat terlaksana, karena saudara pandang ketiadaan kemampuan  kita diwaktu sekarang ini, sehingga cita-cita kita saudara pandang sangat melampaui batas. Allah Ta’ala tidak memerintahkan kepada kita hambanya sesuatu yang bukan bakatnya walau pun soal yang sekecil kecilnya. Tetapi Allah ta’ala memerintahkan kepada kita sesuatu yang kita dapat meleksanakan walaupun soal yang besar dan berat. 

Saudara-saudara kita telah membangun Persyarikatan Muhammadiyah untuk menta’ati perintah-perintah Islam yang bersumber kitab Al Qur an. Taatilah dengan sungguh sungguh menurut petunjuk dan sunnah Rasullullah serta dengan kepercayaaan yang yaqin dan penuh semangat yang giat.

D
emikian sekedar penjelasan dari Sdr. H.M. Syoedja’ sebelum rapat ditutup. Sebab sesungguhnya beliau merasa keciwa dan heran ketika mendengar gelak ketawa dari sidang yang mengandung ejekan, karena merasa dikejutkan oleh jawabannya kepada pimpinan yang serba besar dan muluk-muluk seperti hendak membangun Hospital, arm huize dan wees huzie. Sebenarnya, Sdr. H.M. Syoedja’ memang mempunyai keyakinan dengan pasti, bahwa segala apa yang dijawabkan dalam sidang itu sungguh-sungguh akan dapat terleksana. Jawaban beliau itu bukan atas dasar kesombongan dan keyakinan yang pasti itu bukan pula atas dasar perhitungan akal fikiran yang tepat menurut ilmiyah, melainkan keyakinan yang pasti itu timbul dari kepercayaan yang penuh dan kuat akan perintah-perintah serta janji Allah Ta’ala dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasul yang menjadi petunjuknya. 

Dalam Al-Qur’an Allah ta’ala telah berfirman dalam Surat Muhammad (47) ayat 7, yang artinya: “Hai orang orang yang beriman, jika kamu menolong aga ma Allah, niscaya Allah akan menolong mu dan meneguhkan kedudukanmu.” 

Pula
dalam surat Al-Ankabut (29) ayat 69, yang artinya: “Dan orang-orang yang berjihad untuk mencari keridloan Allah, benar benar akan Allah tunjukkan kepada mereka jalan jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar benar beserta orang orang yang berbuat baik.” 

Sekianlah tambahan keterangan pernyataan saya kepada pimpinan yang disambut dengan gelak ketawa oleh sidang ini malam, mudah-mudahanlah tambahan keterangan saya itu dapat menambah kesadaran saudara sekalian adanya. Wassalamu’alaikum w.w. Terima kasih”. 

Demikian sekelumit uraian yang menggambarkan jalannya persidangan pada hari tanggal tersebut diatas yang menghasilkan keputusan yang sangat besar faedahnya dan bersejarah bagi Persyarikatan Muhammadiyah yang tidak dapat dilupakan oleh segenap anggauta Muhammadiyah  lelaki dan wanita yang ada dimasa ini dan masa yang akan datang.

 

 

Sumber: file MSWord berjudul SANTRI dalam komputer MPKSDI, diperoleh dari Drs. H. Syukriyanto AR, M.Hum, yang menurut beliau, diperoleh dari dr. Mu’tasimbillah Ghozi, cucu dari H.M. Syoedja’. Diedit oleh: Arief Budiman Ch.


Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website